Selasa, 27 Januari 2015

GUILIN-GUANGZHOU-HONGKONG-MACAO

                                      GUILIN-GUANGZHOU-HONGKONG-MACAO
                                                                EPISODE 1

      GUILIN: Setelah menyelesaikan serangkaian pameran selama setahun penuh, tiba saatnya kami merencanakan liburan sekaligus mengapresiasi karya-karya seni yg dipamerkan di beberapa galeri di Asia yg kebetulan dapat kami sambangi. Langkah awal untuk merealisasikan liburan kami adalah pemesanan tiket sekaligus pengurusan visa ke negara yang kami pilih, Tiongkok. Dipilih negeri tirai bambu karena putri dari kolega kami secara kebetulan menimba ilmu disana.
    
Pada bulan Oktober 2014 secara kebetulan kami mendapatkan tiket murah online seharga Rp 3.650 (PP) untuk kepergian bulan Januari 2015. Padahal penerbangan lainnya menawarkan dengan rate Rp 7.000 (PP). Sungguh beruntung. Pemesanan hotel di Tiongkok, kami titipkan pada putri kolega kami agar dapat menginap di hotel kampus, yang sekaligus berfungsi sebagai international dormitory.
       Tibalah hari yg ditunggu, kami janjian untuk bertemu langsung di bandara Husen. Tepat pukul 14.50 pesawat menerbangkan kami ke KL. Udara cerah tak berawan menyambut kedatangan kami.
                                                                                     
Siap-siap terbang menuju KL

Santai sejenak di KL
       Setelah mengambil bagasi, kami mengisi perut yg sudah berdendang lagu keroncong. Kami memilih beberapa cafe yg tersedia di bandara, pilihan kami jatuh pada cafe yg menyediakan beberapa pilihan menu berupa noodle....harga yg ditawarkan hampir sama dengan bandara yg ada di Indonesia, harga semangkuk noodle tomyang dimulai dari rate 10-20 ringgit (kurs ringgit ketika kami berangkat berkisar Rp 3227,-) sedangkan harga minuman yg termurah adalah air putih yg sebotolnya seharga 3,5 ringgit. 
                                                                                
Mengisi amunisi untuk perut kami yang sejak tadi siang berdendang lagu keroncong

          Setelah perut tidak lagi berdendang lagu keroncong, maka kami mempersiapkan diri untuk check in ke penerbangan selanjutnya dengan tujuan Guilin sebuah kota yang terkenal dengan pemandangannya yang terindah di dunia. Udara dingin yang mengigit, menyambut kedatangan kami, pakaian tebal yg mendekap tubuh kami tampaknya tak cukup menahan dinginnya udara Guilin. Kami dijemput oleh dua orang mahasiswa dan sudah tersedia mobil yang mengangkut kami ke international dormitory. Perjalanan untuk keberangkatan semua berjalan dengan lancar. 
                                                                               
Foto sejenak di halaman parkir Guilin Liangjiang International Airport
        Tiba di hotel kampus kami check in dibantu oleh mahasiswa yang dapat berkomunikasi dalam bahasa mandarin. Maklum kami tak memahami bahasa tersebut. Kami mendapatkan room di lantai 3 yang kami tempati berdua. Ruangan kamar kami, bersih apik dg view yang menghadap belakang kampus dengan background pemandangan berupa gunung-gunung yang indah. Kamar mandi selayaknya hotel dengan pembatas kaca, tersedia air hangat, wastafel untuk sikat gigi juga merias diri dan sebuah closet untuk buang 'hajat'. harga yang diberikan, bagi kami cukup murah hanya 130RMB (kurs RMB saat itu 2037 rupiah).
                                                                     
Check in di hotel kampus
        Setelah beristirahat sebentar, kami segera mencari makan siang di sekitar kampus yang banyak menawarkan makanan murah. Pilihan kami, diarahkan oleh mahasiswa, yakni bebek panggang plus nasi hangat dengan porsi yang besar dan sambal hijau (rasanya sambal ini sangat mirip dengan sambal hijau padang). Harganya sangat murah 8 RMB, konon kalau dipusat kota bisa mencapai 18 RMB. 
                                                                   
Inilah makan siang kami, enak plus halal plus sambal hijau plus murah...hahah
        Usai makan siang, kami sudah diaturkan dengan shcedule yang padat. Kami diantarkan dengan mobil yang sudah disewa oleh mahasiswa dengan harga murah, dan kami patungan dengan sesama rekan yang turut serta dalam liburan ini. Kami di drop di xiang pi shan, untuk masuk ke lokasi ini kami naik perahu sekaligus melewati sebuah lokasi yang terkenal dengan nama
Elephant Trunk Hill, bentuknya berupa bukit yang mirip dengan gajah minum air dari sungai Li.  Lingkaran bulat yang terdapat berada di bawah belalai gajah dikenal sebagai Water-Moon CaveLokasinya terletak di pertemuan Sungai Taohua dan Sungai Lijiang. pemandangan disekeliling kami sungguh indah dikelilingi oleh gunung-gunung yang khas bentuknya dan menjulang. Saat itu cuaca dingin dan agak sedikit berkabut. 

                                                                            
Untuk masuk ke xiang pi shan, melewati Elephant Trunk Hill kami dikenakan 65 RMB/orang

        Kami menyusuri sungai dan perahu berhenti di tempat pemberhentian, kemudian lanjut ke Fubo shan (Fubo Hill). Ketinggian bukit ini lebih dari 200 meter, separuhnya terendam di air. Di bukit ini didirikan sebuah vihara untuk memperingati Jenderal Fubo pada era Dinasti Tang (618-907). Selanjutnya kami berkunjung ke kampus Guangxi Normal University di Wang Cheng. sebuah kampus yang juga berfungsi sebagai salah satu tujuan wisata. kampus ini dulunya merupakan sebuah kerajaan. Untuk memasuki lokasi ini sebagai pelancong kita wajib bayar 130 RMB atau sekitar 265 ribeng per orang.

                                                                    
Indahnya kampus yang juga berfungsi sebagai salah satu tujuan wisata di Guilin
             Malam hari kami manfaatkan untuk jalan-jalan dikota. kami diantar ke 'tenda merah' yang menjual segala pernak pernik souvenir kota Guilin, dari pakaian anak khas daerah hingga batu-batuan yang banyak disangka Giok ternyata adalah sejenis batu yang kalau disorot lampu bagian dalamnya terlihat transparan. Konon katanya beda dengan batu giok yang kalo disorot lampu terlihat padat. Hari ini adalah hari pertama di Guilin yang sangat melelahkan, usai mencari cendera mata kami diantar ke food market, langganan mahasiswa Indonesia, seperti biasa konon katanya murah tapi kalau di kurs rupiah, haduh segelas teh pun harganya jadi Rp 12. Jatohnya makan malam kami habis 28 RMB (tea 6 RMB, semangkuk makan malam berupa tomyang 22 RMB). Hmmm...rasanya yummy lo dan tehnyapun glek seger. 


GUILIN hari ke 2: Pagi ini kami berkemas bersama travel yang sudah dipersiapkan oleh mahasiswa yang mengantarkan kami. Bus yang menjemput kami, didalamnya sudah ada beberapa penumpang dari negara lain. Total kami hanya ber 15 orang saja dengan didampingi tur guide local dengan bahasa pengantar yang tidak dapat kami pahami. Beruntung didampingi mahasiswa yang kadang-kadang membantu untuk menerjemahkan penjelasan dari tur guide tersebut. Biaya yang kami keluarkan adalah 180 RMB dengan 6 lokasi wisata.
                                                                                  
Siap-siap untuk sight seeing

     Lokasi yang dituju adalah daerah Yangshuo, yang pertama adalah kami diajak Grand Banyan Tree Scenic Area, sebuah taman yang dikelilingi oleh gunung-gunung yang indah dan sungai yang mengalir, diatasnya terdapat rakit yang ditawarkan kepada para pengunjung. juga terdapat kincir angin yang besar. 
                                                                                   
                                                                             
Indahnya pemandangan

Setelah itu kami berkunjung ke dragon cave, kami diajak naik perahu dan menyusuri gua yang indah dan dibantu dengan pencahayaan yang berwarna warni. 
                                                                          
                                                                                   
Menyusuri gua yang berwarna warni diatat apik dengan teknik lighting

 Selanjutnya diajak ke moon mountain dan kami juga beristirahat untuk makan siang yang harus dibayar oleh masing-masing pelancong. Kami memesan empat menu yang halal dipilihkan oleh mahasiswa karena kami tidak mengerti tulisan kanji yang disajikan. Nasi khas Guilin terasa hangat enak dan gurih, ditambah sayuran yang kami pesan plus ikan dan telor dadar yang tampaknya dimasak orak arik. 

                                                                                  
Lapar beneran ini sih
Setelah makan siang perjalanan dilanjutkan ke tempat bamboo dimana barang-barang yang di display konon dari olahan bamboo, kami diajak masuk ke sebuah ruangan dan didalamnya sudah ditunggu seorang presenter yang menjelaskan bahwa baju, lap, dan benda-benda lainnya yang didisplay diolah dari bamboo, uniknya baju dengan material yang tampaknya seperti kaos tampak bisa melar dan kalau di gosok mengeluarkan bau yang harum, lap yang bentuknya seperti tissue dapat dirobek per lembar diberi tumpahan minyak dan kecap, uniknya ketika direndam air jadi bersih kembali. setelah menjelaskan keistimewaan benda-benda tersebut kami dipersilahkan untuk memasuki tempat penjualan barang-barang tersebut. kami membeli barang-barang keperluan untuk bebersih rumah, yang memang tampaknya tidak dijual di tanah air. Disini kami tidak boleh mengambil foto, maka cukup bagian luarnya saja yang kami foto.


                                                                                   
Tampak bagian depan bangunan yang kami kunjungi

Kami oleh tur guide diminta segera naik ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke lokasi yang tampaknya pusat pengolahan batu Giok, harga yang ditawarkan untuk sebuah gelang yang yang kualitas bagus sampai yang termurah. Kalau di kurs rupiah untuk sebuah gelang Giok ada yang 26 jeti dan ada pula yang spekta...wow aja. 
                                                                              
Maju mundur harganya memang cantik
Terakhir yaitu kembali naik kapal dan menyusuri pemandangan yang indah di Yangshuo. mengapa banyak wisatawan dan penggemar perjalanan amat sangat merekomendasikan Guilin sebagai salah satu tujuan wisata, karena terbukti memang indah. 
                                                                                       
                                                                              




Hari sudah tampak sore dan kembali ke kota. di tengah jalan tur guide mengucapkan terimakasih atas kebersamaan, dan minta ijin untuk turun duluan. Demikian pula kami juga minta kepada sopir bus untuk diturunkan dekat pagoda. disini kami kembali naik perahu berkeliling sungai yang dikelilingi oleh taman-taman yang disorot lampu, sehingga tampak indah dan seolah tertata rapi, cukup mahal juga untuk naik perahu keliling pagoda. Biaya yang dikeluarkan adalah 130 RMB per orang. Hari kedua ini sangat melelahkan berangkat pukul 08.00 pulang ke kamar pukul 21.00. Penat sekali rasanya. 

                                                                                 
Indahnya Pagoda di tengah kota Guilin pada malam hari

GUILIN-GUANGZHOU hari ke 3: Pagi ini kami check out dari hotel kampus dan berkunjung ke rekan lain yang menginap didormitory, alias sekamar dengan putrinya yang kebetulan jadi mahasiswa di sana. Hari ini kami santai jalan jalan dekat kampus dan mengunjungi toko yang menjual peralatan seni rupa. Rekan kami lainnya mengunjungi koleganya, seorang Profesor mantan dosen di sebuah perguruan tinggi di kampus tersebut. Apartemennya di dekat kampus dan di antar oleh mahasiswa. Tepat pukul 10.30 kami sudah berkemas menuju ke stasiun untuk naik KA Cepat dengan tujuan Guangzhou. perjalanan Guilin-Guangzhou biasanya 10 jam, tetapi dengan KA Cepat yang baru diresmikan oleh pemerintah cukup ditempuh 2 jam saja. Tiket yang harus kami bayar adalah 74,50 RMB. Luar biasa stasiun KA ini resik, luasnya luar biasa, gueedee benerrr....haduuuhhh....jadi teringat bandara di Bandung....hiks....tapi tetep lup yu so much deh Bandungku.Perjalanan yang nyaman dengan sajian pemandangan gunung-gung yang indah dan sekali kali melewati terowongan yang gelap. Tidak terasa kami sudah sampai di Guangzhou. Segera kami naik MRT dan mencari hotel yang sudah kami pesan sebelumnya. menjelang petang kami baru bisa beristirahat. Malam hari kami mencari makan malam dekat hotel saja. Keesokan tujuan utama kami adalah Redtory yang beralamat: No.128 Yuancun Siheng Road, Tianhe District, Guangzhou, Cina (alamat ini saya dapatkan dari mbah google). Redtory (http://www.redtory.com.cn/) adalah sebuah kawasan yang dibangun tahun 1956 dengan banyak galeri yang menyelenggarakan pameran juga studio-studio seni serta banyak cafe-cafe keren untuk sesi pemotretan. Untuk mencapai kawasan ini kami naik MRT dan dilanjutkan dengan naik 'odong-odong' semacam angkot tanpa pintu tanpa jendela, kalau di Thailand mirip dengan tuk tuk ....hehe....tapi kalau di Guangzhou muat + 12 penumpang plus sopir di depan. ketika itu penumpang hanya 6 orang termasuk kami, akhirnya jalan juga setelah ngetem beberapa waktu. jalannya melewati perkampungan, dan ngebut luar biasa, dengan jalan yang bergelombang, waduh lumayan juga kami sebagai penumpangnya....yang terjadi kami justru sangat menikmati perjalanan ini dengan terbahak bahak, karena sebentar-sebentar odong-odong ini ngepot menghindari ayam yang berkeliaran di jalan. anehnya penumpang di depan kami tenang tak bergeming, sudah biasa ngaliii. harga yang harus kami bayar cuman 2 RMB/orang.

Inilah odong-odong yang kami tumpangi
Redtory adalah sebuah kawasan yang dibangun tahun 1956 dengan banyak galeri yang menyelenggarakan pameran juga studio-studio seni.
                                                                            





 




Seharian penuh kami menghabiskan waktu disini, memanjakan mata kami untuk mengapresiasi karya-karya seni yang dipamerkan-juga tidak lupa memuaskan diri untuk foto selfie...hahah...keren deh situasionalnya. Usai dari Redtory kami menyempatkan jalan jalan jalan menelusuri kota yang konon katanya surga untuk belanja karena banyak barang dijual murah. Luar biasa orang yang berjalan di area perbelanjaan, mungkin karena sebentar lagi hari perayaan orang Tiongkok, dimana mana hampir semua toko sale. Di Guangzhou kami hanya dua hari saja, selanjutnya kami lanjut ke Hongkong.

Menjelang hari besar banyak jalan dihiasi dengan lampion-lampion yang menarik.



Suasana di area sekitar pertoloan besar, trotoar di buat lebarrrr banget...setelah jalan jalan banyak tempat duduk di bawah pohon yang disediakan bagi pengunjung yang lelah jalan jalan.


Makan malam kami di resto Tiger Prawn-menjual khusus masakan vietnam, beruntung sudah masuk dari pukul 18.30, setelah waktu tersebut antriiiiiii luar biasa dan harus duduk menunggu di luar menunggu panggilan agar bisa makan. Enak dan harga yang harus kami bayar juga lezattt.

Hayuu lanjut episode 2
 

Kamis, 15 Januari 2015

KARYA SENI RUPA KOMUNITAS 22 IBU: NIKEN APRIANI

Please Open

http://duniaibu425.blogspot.com/p/niken-apriani.html

Daun pisang dan daun singkong-Pewarna diatas kain_Pameran Galeri Nasional 2014-NIKEN APRIANI


Bambu-pewarna diatas sutra organdi-2014-NIKEN APRIANI
Bambu - pewarna di atas kertas-Festival Drawing Nasional-2014-NIKEN APRIANI
Kupu dan daun singkong-pewarna di atas kain sutra_2014-NIKEN APRIANI
Daun pisang-Pewarna diatas kain satin_pameran 22 -Galeri Kita-2013-NIKEN APRIANI
Daun Pisang-Pewarna diatas kain-Pameran 22-Galeri Kita 2013-NIKEN APRIANI

Daun Pisang-Pewarna diatas kain-Pameran 22-Galeri Kita 2013-NIKEN APRIANI
Bamboo_painting on silk-pameran-22-_YPK-Naripan- 2014-NIKEN APRIANI

Colorful-and-rich_Painting on silk-2014-NIKEN APRIANI



Tumbuhan paku-pakuan- pewarna di atas kain sifon poliester- 2014-NIKEN APRIANI

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development Abstract M...