Batik di tengah gempuran kemajuan teknologi tetap memperlihatkan eksistensinya. Pengakuan UNESCO terhadap eksistensi batik, semakin banyak membuat orang dari berbagai latar belakang untuk mengembangkan teknik sekaligus medianya. dalam hal ini komunitas 22 ibu juga terus mengembangkan teknik batik. Salah satunya dengan menggunakan media asam jawa yang dikeringkan dan kemudian bijinya ditumbuk menjadi semacam serbuk yang dapat dijadikan bahan perintang. Teknik yang dikembangkan adalah teknik opak, tanpa menggunakan perintang, seseorang dapat melukis batik. pewarna yang dipergunakan adalah pewarna reaktif yang dicampur dengan tamarin.
Pada hari Minggu 1 Oktober 2017, para perempuan yang terdiri atas dosen dan guru berkumpul dalam wadah komunitas 22 Ibu. mengadakan workshop yang dipandu oleh Ibu Nina Irnawati. selanjutnya para Ibu praktik dari siang hingga sore hari. kegiatan ini diikuti oleh 25 orang perempuan yang berasal dari bandung dan Jakarta. kegiatannya dapat diapresiasi di bawah ini:
|
Hasil workshop karya Mia Syarief |
|
Hasil Workshop karya Ratih |
|
Hasil Workshop karya Rina Mariana |
|
Hasil Workshop karya Wida |
|
Hasil Workshop karya Wien Sumarsono |
|
Hasil Workshop karya Sapta |
|
Add caption |
|
Hasil Workshop karya Nina Fajariah |
|
Hasil Workshop karya Siti Sartika |
|
Hasil Workshop karya Meyhawati Yuyu Julaeha Rasep |
|
Hasil Workshop karya Arleti Mochtar Apin |
|
Hasil Workshop karya Nita Dewi Sukmawati |
1 komentar:
kreasi batik Indonesia keren 👍👍
Posting Komentar