Selasa, 25 Desember 2018

PUBLIKASI PAMERAN MITOS DAN LEGENDA

Hidupkan Kembali Kisah-Kisah Legenda Tanah Air Lewat Pameran Batik Gutta Tamarind 
https://bandung.merdeka.com/halo-bandung/hidupkan-kembali-kisah-kisah-legenda-tanah-air-lewat-pameran-batik-gutta-tamarind-1901070.html

Mengenal Teknik Batik Gutta Tamarind Pengganti Lilin Yang Ramah Anak
https://m.merdeka.com/bandung/halo-bandung/mengenal-teknik-batik-gutta-tamarind-pengganti-lilin-yang-ramah-anak-190107k.html


Koran Pikiran Rakyat, Senin 7 Januari 2019, laman Khazanah, Hal 21, Mitos dan Legenda Rakyat



Koran Tempo. Senin, 31 Januari 2018. Hal. 28. Rubrik Seni: Legenda pada Batik Asam Jawa.
                                       
 
Guo ji ri bao (International daily News Mandarin)
               
Rabu, 26 Desember 2018. Laman Utama. Tribun Jabar.
Rabu 26 Desember 2018. Laman Utama. Tribun Jabar

Kamis 27 Desember 2018 laman Metropolis hal. 7. Radar Bandung






http://www.galamedianews.com/bandung-raya/210190/komunitas-22-ibu-gelar-pameran-mitos-dan-legenda-indonesia.html

https://inilahonline.com/komunitas-22-ibu-gelar-pameran-karya-seni-batik-di-dua-kota/

http://www.inilahnews.com/2018/12/23/pameran-mitos-dan-legenda-indonesia/

http://sekilasjabar.co/komunitas-22-ibu-kembali-gelar-pameran-bertemakan-reimagining-the-myth-story-of-nusantara/

http://www.zonabandung.com/pameranreimaginingthemythstoryofnusantaradigelarkomunitas22ibu#

http://www.ekpos.com/pameran-reimadining-the-myth-story-of-nusantara-kembali-digelar

http://www.sebelas12.com/komunitas-22-ibu-gelar-lagi-pameran-bertemakan-mitos/

http://www.akuiaku.com/2018/12/22/pameran-reimagining-the-myth-story-of-nusantara-bertemakan-mitos/


WORkSHOP BATIK BERSAMA DARUL INAYAH

Workshop batik lilin dingin

Kegiatan yang berlangsung 23 Desember 2018, diikuti oleh 21 orang dari Pesantren Darul Inayah, dimana pesantren ini merupakan binaan dari YDSP. Disebut binaan karena peran pihak YDSP banyak membantu anak anak dari pesantren untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Misalnya kemampuan mereka diasah dengan cara mempelajari catur gajah, mereka juga banyak belajar tentang budaya tiongkok. Maka tidak heran apabila di antara anak anak tersebut setelah lulus ada yang berkesempatan mendapatkan beasiswa untuk studi lanjut ke tingkat yang lebih tinggi. Sedangkan peserta dari luar sebanyak 9 orang.

Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini.







PEMBUKAAN PAMERAN REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA

KOMUNITAS 22 IBU MEMPERINGATI HARI IBU DENGAN  BERPAMERAN DI DUA KOTA

Komunitas 22 Ibu pada tanggal 22 Desember menggelar pameran di dua kota yaitu di Bandung (22 Des 2018 - 10 Jan 2019 di Galeri Sejarah Kebudayaan Tionghoa jl Nana Rohana 37 Bandung) dan di Jogjakarta (22 Des - 28 Des 2018 di Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogjakarta, Ndalem Joyodipuran.
Jl. Brigjen Katamso No. 139, Keparakan, Mergangsan, Jogja. Diselenggarakan dalam rangka memperingati Hati Ibu - 90th Konggres Perempuan).

Pembukaan pameran di Bandung *Reimagining the myth story of nusantara*
adalah tajuk yang diusung komunitas 22 ibu. Dalam pembukaan pameran Arleti M Apin, selaku ketua pameran menyampaikan bahwa mengenali dan belajar tentang masa lalu bisa dengan cara yang menyenangkan, menikmati karya seni sekaligus mengenali kembali cerita mitos dan legenda. Walaupun peran kami tak besar, paling tidak kami peduli dan bergerak melakukan sekecil apapun. Bila saja mau membuka hati dan pikir terhadap legenda dan mitos, pasti banyak pengetahuan yang dapat digali, paling tidak, pengetahuan umum serta budi pekerti yang khas di bangsa kita. Cikal bakal ini dapat menuntun kita mengenali jati diri bangsa dengan lebih mudah dan tepat.


                                         



*Pembukaan pameran di Jogyakarta*
Bersamaan dengan peringatan Hari Ibu juga digelar Konggres Perempuan 90th oleh Direktorat Sejarah,  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Yogjakarta.  Dalam kesempatan tersebut dipamerkan sejumlah tokoh dan pahlawan perempuan Indonesia yang divisualisasikan oleh konunitas 22 Ibu dalam ukuran 120 x 240 cm di atas kain sutera dengan menggunakan media batik lilin dingin. Para tokoh dan pahlawan tersebut di antaranya adalah Cut Nyak Dien, Cut Mutia, R.A Kartini, Megawati, dan masih ada banyak tokoh yang ditampilkan dalam karya lukis batik.

                       


Niken Apriani dari Komunitas 22 Ibu yang juga sebagai penemu dan pengembang material batik menjadi narasumber tentang batik lilin dingin yang berasal dari bubuk biji asam jawa. Setelah menyampaiakan materi peserta dapat mengikuti praktik membuat karya seni dengan area permukaan kain yang sudah di siapkan.



Kedua kegiatan tersebut di atas diadakan dalam rangka memperingati hari Ibu di Indonesia.

Batik Gutta Tamarin
Karya-karya yang ditampilkan divisualisasikan melalui teknik Batik Tamarin. Melukis dengan media Tamarin bisa juga disetarakan dengan teknik membatik lebih kontemporer, demikian pula dengan karya karya yang dipamerkan di Yogjakarta", demikian pungkas Arleti.

Herman Wijaya selaku Ketua Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) menyampaikan bahwa "pameran ini merupakan kerjasama antara YDSP dan komunitas 22 ibu, kami memfasilitasi kegiatan ini karena banyak unsur pendidikan.

Saya melihat dalam pameran ini ada 3 hal penting yang disasar para pendidik seni yaitu alih pengetahuan yaitu apa yang tak digarap, mungkin juga tak diingat oleh orang lain, justru oleh para pendidik seni ini diolah menjadi visual dan pengetahuan yang disampaikan kepada masyarakat umum, 2) Nilai nilai penguatan pendidikan karakter dalam gubahan visual yang diusung dalam pameran ini dapat membantu proses pendidikan di ruang lingkup yang formil, 3) pameran ini sekaligus menjadi ajang untuk memperkenalkan Galeri dan Museum Sejarah dan  Kebudayaan Tionghoa kepada masyarakat. Kegiatan ini pada hari Minggunya 23 Desember 2018 kami menggelar 2 kegiatan yaitu workshop batik dan Festival Onde (Dong-zhi)".

*Pameran berlangsung dari tanggal:*
*22 Desember 2018-10 Januari 2019*
10.00-16.00
Gedung Graha Surya Priangan,
-Lantai 2-
Galeri Sejarah Kebudayaan Tionghoa.
Jl. Nana Rohana No. 37 Bandung.

*Workshop Batik Lilin Dingin*
*Minggu, 23 Desember 2018*
*Minggu, 6 Januari 2019*
09.30-12.00
(Lokasi sebelah Gedung GSP di selasar lantai 1)

Penyaji karya Seni adalah para Guru dan Dosen yang berasal dari Propinsi Jawa Barat, Propinsi Banten dan DKI Jaya. Mereka berkolaborasi dalam karya seni mitos dan legenda.

Sejumlah 56 karya lukis batik gutta tamarind (11 panel batik 200 x 120 cm). Setiap panel berisi 5-6 karya Seni yang dibuat oleh Perupa Pendidik Lintas Institusi. Pembacaan narasi visual ada yang di "baca" dari kiri ke kanan, narasi visual yang menarik tetapi ada juga yang dibaca dari arah kanan ke kiri.

Selamat Hari Ibu, Selamat Berpameran  dan Selamat Mengapresiasi


Selasa, 11 Desember 2018

EXHIBITION: REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA





*REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA WITH GUTTA TAMARIND BATIK*

Pameran ini mengajak kita semua membayangkan kembali pesona-pesona mithos yang  berubah fungsi dan pemaknaannya, dari hal yang gaib, mistis dan spiritualitas ke-Tuhanan  secara alami akrab dengan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kehidupan, kemudian bergeser menjadi lebih dekat dengan hal-hal bersifat materialis,dan derasnya arus modernisasi teknologi informasi media sosial.

Seniman perempuan yang juga pendidik seni Indonesia dari Komunitas 22Ibu ini akan mencoba “membayangkan kembali”, “merespon”, “membaca” dan “memaknai’ mithos-mithos pilihan, kemudian menceritakan ulang kembali melalui wujud visual ilustrasi dengan gubahan baru.

Pameran ini  khususnya lebih jauh lagi menginterpretasi ulang mengenai mithos melalui berbagai interpretasi visual dan secara kultural, diharapkan keunikan karya pada pameran ini menjadi ajang proses pembelajaran yang menarik, mengenal kembali tentang pemaknaan Mithos dan Legenda yang semakin terlupakan. Tentunya memakai sudut pandang, kaca mata dan pemahaman yang berbeda  dari perupa-perupa yang juga perempuan pendidik sekaligus ibu bagi generasi masa kini.

Komunitas 22 Ibu memiliki bahasa visual
Karya-karya yang ditampilkan divisualisasikan melalui teknik Batik Tamarin. Melukis dengan Teknik Batik Tamarin bisa juga disetarakan dengan teknik membatik lebih kontemporer”.

*Pelaksanaan Pameran*
22 Desember 2018-10 Januari 2019

*Pembukaan*
Sabtu, 22 Desember 2018
Pkl 16.00-18.00

*Dibuka untuk umum*
23 Desember 2018-10 Januari 2019
Pkl 10.00 - 16.00

Gedung Yayasan Dana Sosial Priangan,
-Lantai 2-
Galeri Sejarah Kebudayaan Tionghoa.
Jl. Nana Rohana No. 37 Bandung.

Kurator: Nuning Yanti Damayanti

Penyaji karya Seni: Guru dan Dosen dari Propinsi Jawa Barat, Propinsi  Banten dan DKI Jaya
(berkolaborasi dalam karya seni).

Jumlah karya: 56 karya lukis batik gutta tamarind (11 panel batik 200 x 120 cm). Setiap panel berisi 5-6 karya seni yang dibuat oleh Perupa Pendidik Lintas Institusi.

*Mari Datang Ke Pembukaan Pameran*

Sabtu, 08 Desember 2018

REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA WITH GUTTA TAMARIND BATIK


*REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA WITH GUTTA TAMARIND BATIK* 

Komunitas 22 Ibu  menggelar untuk kedua kalinya  pameran yang betemakan Mithos, kali ini dengan fokus yang berbeda yaitu bertajuk Re-Imagining: Myth Story of Nusantara With Gutta Tamarind Batik. 

Pameran ini akan diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 2018 merupakan pameran rutin yang keenam kalinya, digelar tanpa putus, sekaligus memperingati berdirinya komunitas 22 Ibu yang didirikan pada tahun 2013. 

Pameran yang merujuk pada REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA
 Mengajak kita semua membayangkan kembali pesona-pesona mithos yang  berubah fungsi dan pemaknaannya, dari hal yang gaib, mistis dan spiritualitas ke-Tuhanan  secara alami akrab dengan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kehidupan, kemudian bergeser menjadi lebih dekat dengan hal-hal bersifat materialis,dan derasnya arus modernisasi teknologi informasi media sosial.

Seniman perempuan yang juga pendidik seni Indonesia dari Komunitas 22Ibu ini akan mencoba “membayangkan kembali”, “merespon”, “membaca” dan “memaknai’ mithos-mithos pilihan, kemudian menceritakan ulang kembali melalui wujud visual ilustrasi dgn gubahan baru.

Pameran ini  khususnya lebih jauh lagi menginterpretasi ulang mengenai mithos melalui berbagai interpretasi visual dan secara kultural, diharapkan keunikan karya pada pameran ini menjadi ajang proses pembelajaran yang menarik, mengenal kembali tentang pemaknaan Mithos dan Legenda yang semakin terlupakan. Tentunya memakai sudut pandang, kaca mata dan pemahaman yang berbeda  dari perupa-perupa yang juga perempuan pendidik sekaligus ibu bagi generasi masa kini.

Mereka memiliki bahasa visual yang unik dalam mengekspresikan dan menyampaikan pesan-pesan yang memuat harapan, kritik dan ungkapan bahasa lainnya tentang kompleksitas  pemaknaan masyarakat terhadap mithos dan legenda yang dikaitkan dengan pemahaman spiritualitas, kegaiban, mistisisme  dimasa ini. 

Karya-karya yang ditampilkan divisualisasikan melalui teknik Batik Tamarin. Melukis dengan Teknik Batik Tamarin bisa juga disetarakan dengan teknik membatik lebih kontemporer”. 

Pelaksanaan Pameran:
22 Desember 2018-10 Januari 2019

Pembukaan:
Sabtu, 22 Desember 2018
Pkl 16.00-18.00

Dibuka untuk umum:
23 Desember 2018-10 Januari 2019
Pkl 10.00 - 16.00

Gedung Yayasan Dana Sosial Priangan, 
-Lantai 2-
Galeri Sejarah Kebudayaan Tionghoa.
Jl. Nana Rohana No. 37 Bandung.

Kurator: Nuning Yanti Damayanti

Penyaji karya Seni: Guru dan Dosen dari Propinsi Jawa Barat, Propinsi Banten
dan DKI Jaya
(berkolaborasi dalam karya seni).

Jumlah karya: 56 karya lukis batik gutta tamarind (15 panel batik 200 x 120 cm). Setiap panel berisi 5-6 karya Seni yang dibuat oleh Perupa Pendidik Lintas Institusi.

Senin, 03 Desember 2018

WOWWW......SENANGNYA MENGAPRESIASI KARYA GURUKU

Siang hari ruang PPK terasa riuh gempita oleh suara siswa dari SMP N 11 Bandung. Mereka datang dalam rombongan besar, sangat interest untuk mengapresiasi karya-karya seni lukis batik hasil kreatif dari 14 orang guru di Jawa Barat. Salah satu nya adalah guru mereka, Siti Sartika, M.Pd.

                               



Kami antusias datang ke pameran ini, karena ingin tahu karya guru kami yang paling ter update karyanya. Karya guru kami memberikan pelajaran visual, jangan pernah menyerah terhadap keadaan. Demikian kata Riesha Maudy klas 8 G.

                                 

Layaknya ABG, mereka berkali kali berswafoto di depan karya guru seni rupanya. Mereka bergerombol dan berkeliling ruangan, mengapresiasi karya karya yang di display.

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development Abstract M...