TESSA EKA DARMAYANTI


Tessa Eka Darmayanti was educated in Maranatha  Christian University in Interior Design, Bandung, Indonesia with cum laude honor. She become a lecturer in Interior Design Department, Art and Design Faculty, Maranatha Christian University start from 2009 to present, and graduated from Universiti Sains Malaysia (USM) as M.Sc in Interior Design. She was USM Fellowship recipient from 2014 to 2015. Became a Professor Primadi Tabrani assistant (start from 2009 to 2013) trained her to know how to teach in creative way and deeply understand about both creativity process and visual language. In 2015 she got a great experience from Professor Azizi Bahauddin, School of Housing, Building and Planning, USM, Malaysia as a reseach assistant and learn a lot how to become an independent researcher. 


Tessa has passion in art and design, she trained as interior designer and become a member of Indonesian Interior Designer Community (HDII) since 2010. She also join an art community named Komunitas 22ibu based in Bandung, and participate in a lot of art exhibition nationally and internationally. Her artwork are sketching, collage and installation art. None the less, she is in love to doing a research, writing a conference and journal paper both nationally and internationally. Her research areas are focusing in design with culture value. In collaboration with Department of Culture and Tourism of Banten Province, Indonesia, her first book in Indonesian language with titled Sejarah Pendopo Gubernur Banten  The History of Pendopo of Banten Governor, has been published in April 2015. 


Exhibition Experience:

1. Art exhibition "Uno Flatu 3" - Biji Batik (handmade necklace) - Bandung, Indonesia, Universitas Kristen Maranatha - 2009

2. Art Exhibition "Eklesitas Tubuh" - Tree (charcoal) - Bali, Indonesia, Hotel Green Village - 23-29 Juni 2011

3. Art Exhibition - Pameran21 "Art, Women&Education21" - Struggle (charcoal) - Bandung, Indonesia, Universitas Kristen Maranatha - April 2013

4. International Art Exhibition - Pameran21 "21 Spirit's of Woman" - Pelangi (acrylic&oil painting) - Jakarta, Indonesia, Universitas Paramadina - 25-30 April 2015

5. Art exhibition - Pameran21 "Pandora: Sex, Women and City" - Harapan (pencil) - Bandung, Indonesia, Thee Huis Gallery, Taman Budaya - 22-30 August 2015

6. International Art Exhibition Hajad Jagad 2015-Dua Satu topeng batik. 15-17 Okt 2015.

7. International Art Exhibition-Djamoe#5-2015-Struggler-. UPI Bandung.22-24 Okt 2016.

8. "2nd International Alumni eSe-arts 2015.Topeng Batik- UPSI-Malaysia 24 Okt 2016. 

9. Festival Drawing Nasional-Indonesia. How To Draw #2 OUTLINE- The Haze-Gedung      
    Indonesia Menggugat Bandung. 31 Oktober- 8 November 2015.

10. 2015 Pameran 22 Ibu ke 3 "Portis Tertia Mundi" di GSPI Bandung 22 Des 15 - 18 
      Januari 2016

11. 2016 Pandora Exhibition #2 Sex, Women, and The City. Bentara Budaya Jakarta. 21 April-30 April 2016.

12. 2016 Artworks Exhibition Komunitas 22 Ibu. Konperensi Asia Afrika ke 61. Museum KAA. Bandung. 30 Mei-1 April 2016.

13. 2016. Pameran 21 #4 Spirit Kartini di Galeri Thee Huis-Taman Budaya Jawa Barat. 30 April-4 Mei 2016.

14. Indonesian Folks Modern Batik - The Butterflies
(Panting on Fabric with cold wax technique) 19-24 February 2017 di  Indira Ghandi National Centre of the Arts, New Delhi – Kalingga Institute, Bhubaneswar – Aligahr Muslim University, Uttar Pradesh, INDIA

16. International Art Exhibiton “Uno Flatu 2017 “ Intertextuality - The Forgotten Beauty
(Collage in Photography) 20-24 March 2017 di Universitas Kristen Maranatha, BANDUNG, INDONESIA

17. National Exhibition : Historical Exhibition  “Visualisasi Ekspresi Pahlawan dan Tokoh Perempuan” - The Beauty of Siti Walidah Ahmad Dahlan (Painting on Silk with cold wax technique) 7-21 August 2017, di Building C                                            GALERI NASIONAL INDONESIA, JAKARTA, INDONESIA

18. International Exhibition – Arts Festival of Fukuoka - Karafuru (Colourful) (Painting on Fabric with cold wax technique) 1-5 November 2017 di Thiempo Iberoamericano Gallery 
4th Floor, Prefektur Fukuoka, Daimyo 11511, FUKUOKA, JAPAN

19. International Group Exhibition “Modules” managed by LoosenArt  - The Beauty of Kampung Naga 
(Conceptual Photography) 9-18 February 2018 di The Space Millepiani Gallery Via N. Odero, 13, ROME, ITALY

20. 2019InSEA World Congress – Making Time - The Cultural Treasure of Lasem (Conceptual Photography) 9-13 July 2019 di The Audain Centre for the Arts, The University of British Columbia, VANCOUVER, CANADA


21. International Art Exhibiton “Uno Flatu 2019 “ Re-Creation - (Conceptual Photography) 18-23 October 2019 di Exhibition Hall,  Universitas Kristen Maranatha,  BANDUNG, INDONESIA

PEMBUKAAN PAMERAN SPIRIT KARTINI @ GALERI THEE HUIS 1 MEI-4 MEI 2016











KOMUNITAS Dunia 22 Ibu merayakan Hari Kartini dengan menyelenggarakan pameran seni rupa bertajuk Pandora di Bentara Budaya Jakarta, Kamis-Sabtu (21-30/4). Pandora merupakan pameran keenam kalinya dari Komunitas Dunia 22 Ibu yang diikuti oleh perempuan dari Banten, Bandung, Cimahi, Dubai, dan Jerman. Sebanyak 31 perupa perempuan terlibat dalam pameran. Anggota komunitas tersebut terdiri atas para pelukis perempuan dan memiliki latar pendidikan seni rupa. Semangat yang diusung oleh komunitas ini adalah memberikan wadah bagi para perempuan yang memiliki profesi ganda yaitu sebagai pendidik seni rupa dan sekaligus perupa. Pameran tersebut merupakan cara para perupa menafsirkan kembali Pandora secara bebas. "Ihwal Pandora merupakan sebuah ajakan untuk meraih perspektif yang lebih kaya dalam menggali permasalahan women, sex and the city," ujar Diyanto, kurator pameran, saat pembukaan pameran, Kamis (21/4) malam.  Dalam mitologi Yunani, Pandora dikenal sebagai perempuan pertama yang tercipta di bumi dan hadir sebagai hasil kolaborasi para dewa atas titah dewa tertinggi, Zeus. Sebagaimana dikisahkan, dewa kerajinan Hephaistus menata keindahan tubuh Pandora, sementara Hermes menganugerahinya kepandaian berbicara dan Aphrodit menganugerahi kecantikan. Masih banyak dewa lain yang memberikan Pandora kelebihan. Tapi, Zeus memiliki rencana lain. Ketika Pandora hendak menikah dengan Epimethus, Zeus memberikan hadiah istimewa berupa sebuah kotak yang indah dipandang mata dan tak boleh dibuka. Namun, Pandora tak kuat menahan diri dan membuka kotak tersebut, yang justru menghamburkan teror ke dunia. Rasa sakit, dusta, cemburu, dan keserakahan terlepaskan begitu saja. Problematika mengenai Pandora itu, kata Diyanto, sesungguhnya menyimpan nilai universal yang dapat diinterpretasikan berbeda oleh tiap perupa. "Mereka merespons dengan banyak cara. Ada yang berusaha menafsir secara konteks, persepsi primordial, hingga mendekat pada kearifan lokal," ucapnya. 



Sejumlah perupa berupaya mendekati persoalan perempuan melalui proses bercermin diri sendiri dan bertolak dari eksplorasi bagian wajah. 



Salah satunya dilakukan Tessa Eka Darmayanti melalui karya instalasinya bertajukReflection.   Penggunaan material cermin yang menghadirkan efek pantulan, dituturkan Tessa, merupakan media untuk merefleksikan kejujuran hati seseorang. "Idenya berangkat dari permasalahan kekinian, di mana kita kerap berpura-pura. Terkadang tampak senang, padahal dalam hati sedih merana. Cermin ini digunakan agar kita bisa melihat apakah kita benar-benar tampil jujur," ujar dosen Universitas Kristen Maranatha itu. Ia menggunakan konsep tiga dimensi untuk menyampaikan definisi mengenai Pandora. 



Konsep eksplorasi wajah juga diterapkan Arti Sugiati. Ia mengolah visual penuh ekspresif dengan menampilkan kisah Sybil, perempuan dengan 16 ekspresi, dalam 16 grid lukisan. Sedangkan, gubahan drawing tampak dalam karya Ika Kurnia bertajuk Mistic Of Woman 2. Perempuan asal Banten ini menghadirkan arsiran. "Sesuai dengan karakter perempuan yang misterius, saya berupaya menampilkan dominasi warna gelap di sini," tutur Ika.  


Reportase : Adinda Pryanka
Editor : Admin









Tidak ada komentar:

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development Abstract M...