Selasa, 11 Desember 2018

EXHIBITION: REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA





*REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA WITH GUTTA TAMARIND BATIK*

Pameran ini mengajak kita semua membayangkan kembali pesona-pesona mithos yang  berubah fungsi dan pemaknaannya, dari hal yang gaib, mistis dan spiritualitas ke-Tuhanan  secara alami akrab dengan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kehidupan, kemudian bergeser menjadi lebih dekat dengan hal-hal bersifat materialis,dan derasnya arus modernisasi teknologi informasi media sosial.

Seniman perempuan yang juga pendidik seni Indonesia dari Komunitas 22Ibu ini akan mencoba “membayangkan kembali”, “merespon”, “membaca” dan “memaknai’ mithos-mithos pilihan, kemudian menceritakan ulang kembali melalui wujud visual ilustrasi dengan gubahan baru.

Pameran ini  khususnya lebih jauh lagi menginterpretasi ulang mengenai mithos melalui berbagai interpretasi visual dan secara kultural, diharapkan keunikan karya pada pameran ini menjadi ajang proses pembelajaran yang menarik, mengenal kembali tentang pemaknaan Mithos dan Legenda yang semakin terlupakan. Tentunya memakai sudut pandang, kaca mata dan pemahaman yang berbeda  dari perupa-perupa yang juga perempuan pendidik sekaligus ibu bagi generasi masa kini.

Komunitas 22 Ibu memiliki bahasa visual
Karya-karya yang ditampilkan divisualisasikan melalui teknik Batik Tamarin. Melukis dengan Teknik Batik Tamarin bisa juga disetarakan dengan teknik membatik lebih kontemporer”.

*Pelaksanaan Pameran*
22 Desember 2018-10 Januari 2019

*Pembukaan*
Sabtu, 22 Desember 2018
Pkl 16.00-18.00

*Dibuka untuk umum*
23 Desember 2018-10 Januari 2019
Pkl 10.00 - 16.00

Gedung Yayasan Dana Sosial Priangan,
-Lantai 2-
Galeri Sejarah Kebudayaan Tionghoa.
Jl. Nana Rohana No. 37 Bandung.

Kurator: Nuning Yanti Damayanti

Penyaji karya Seni: Guru dan Dosen dari Propinsi Jawa Barat, Propinsi  Banten dan DKI Jaya
(berkolaborasi dalam karya seni).

Jumlah karya: 56 karya lukis batik gutta tamarind (11 panel batik 200 x 120 cm). Setiap panel berisi 5-6 karya seni yang dibuat oleh Perupa Pendidik Lintas Institusi.

*Mari Datang Ke Pembukaan Pameran*

Tidak ada komentar:

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development Abstract M...