Sabtu, 08 Desember 2018

REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA WITH GUTTA TAMARIND BATIK


*REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA WITH GUTTA TAMARIND BATIK* 

Komunitas 22 Ibu  menggelar untuk kedua kalinya  pameran yang betemakan Mithos, kali ini dengan fokus yang berbeda yaitu bertajuk Re-Imagining: Myth Story of Nusantara With Gutta Tamarind Batik. 

Pameran ini akan diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 2018 merupakan pameran rutin yang keenam kalinya, digelar tanpa putus, sekaligus memperingati berdirinya komunitas 22 Ibu yang didirikan pada tahun 2013. 

Pameran yang merujuk pada REIMAGINING THE MYTH STORY OF NUSANTARA
 Mengajak kita semua membayangkan kembali pesona-pesona mithos yang  berubah fungsi dan pemaknaannya, dari hal yang gaib, mistis dan spiritualitas ke-Tuhanan  secara alami akrab dengan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kehidupan, kemudian bergeser menjadi lebih dekat dengan hal-hal bersifat materialis,dan derasnya arus modernisasi teknologi informasi media sosial.

Seniman perempuan yang juga pendidik seni Indonesia dari Komunitas 22Ibu ini akan mencoba “membayangkan kembali”, “merespon”, “membaca” dan “memaknai’ mithos-mithos pilihan, kemudian menceritakan ulang kembali melalui wujud visual ilustrasi dgn gubahan baru.

Pameran ini  khususnya lebih jauh lagi menginterpretasi ulang mengenai mithos melalui berbagai interpretasi visual dan secara kultural, diharapkan keunikan karya pada pameran ini menjadi ajang proses pembelajaran yang menarik, mengenal kembali tentang pemaknaan Mithos dan Legenda yang semakin terlupakan. Tentunya memakai sudut pandang, kaca mata dan pemahaman yang berbeda  dari perupa-perupa yang juga perempuan pendidik sekaligus ibu bagi generasi masa kini.

Mereka memiliki bahasa visual yang unik dalam mengekspresikan dan menyampaikan pesan-pesan yang memuat harapan, kritik dan ungkapan bahasa lainnya tentang kompleksitas  pemaknaan masyarakat terhadap mithos dan legenda yang dikaitkan dengan pemahaman spiritualitas, kegaiban, mistisisme  dimasa ini. 

Karya-karya yang ditampilkan divisualisasikan melalui teknik Batik Tamarin. Melukis dengan Teknik Batik Tamarin bisa juga disetarakan dengan teknik membatik lebih kontemporer”. 

Pelaksanaan Pameran:
22 Desember 2018-10 Januari 2019

Pembukaan:
Sabtu, 22 Desember 2018
Pkl 16.00-18.00

Dibuka untuk umum:
23 Desember 2018-10 Januari 2019
Pkl 10.00 - 16.00

Gedung Yayasan Dana Sosial Priangan, 
-Lantai 2-
Galeri Sejarah Kebudayaan Tionghoa.
Jl. Nana Rohana No. 37 Bandung.

Kurator: Nuning Yanti Damayanti

Penyaji karya Seni: Guru dan Dosen dari Propinsi Jawa Barat, Propinsi Banten
dan DKI Jaya
(berkolaborasi dalam karya seni).

Jumlah karya: 56 karya lukis batik gutta tamarind (15 panel batik 200 x 120 cm). Setiap panel berisi 5-6 karya Seni yang dibuat oleh Perupa Pendidik Lintas Institusi.

Tidak ada komentar:

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development Abstract M...