KARYA TULIS
PROSES PEMBUATAN
MEDIA
PEMBELAJARAN
TAHAPAN PROSES DAN CARA PEMBUATAN KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI
(Penunjang Proses Pembelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa Kelas X SMA)
Oleh :
Nina Irnawati,
S.Pd
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL
SMA NEGERI 4
CIMAHI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum di
Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode sebelum tahun 1945 hingga
kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Pergantian
Kurikulum tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran
serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah. Menurut beberapa pakar,
perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain,
disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang
dan tuntutan zaman yang cenderung berubah. Perkembangan kurikulum dianggap
sebagai penentu masa depan anak bangsa. Oleh karena itu, kurikulum yang baik
akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan
menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan
bangsa dan negara.
Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari
periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa
perbedaan sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun
kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat
berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model
pengembangan kurikulum. Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun ajaran
2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk Pemerintah, maupun sekolah yang siap
melaksanakannya. Artinya sampai Bulan Februari 2014, sudah 7 bulan kurikulum
baru telah dilaksanakan. Meskipun masih prematur, namun ada beberapa hal yang
dirasakan oleh penulis masih banyak kelemahan meskipun jika di telaah secara
mendalam konsep pada kurikulum 2013 memang memiliki keunggulan diantaranya
adalah siswa dituntut
untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah, guru dituntut mampu meningkatkan
motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan
personal lalu di dalam hal pengadaan buku, dan kelengkapan dokumen disiapkan
lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya
literasi, dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan
pendekatan scientific secara benar.
Beberapa
kelemahan dan sekaligus kendala yang dihadapi oleh guru dengan digulirkannya
kebijakan penerapan kurikulum 2013 khususnya di tempat penulis mengajar sebagai
sekolah Pilot Project di tingkat SMA di Kota Cimahi diantaranya adalah :
Sebagian besar guru belum siap. Jangankan membuat kreatif siswa, terkadang
gurunya pun kurang kreatif. Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan dan
pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang
dapat memotivasi siswa agar kreatif. Selain itu guru harus dipacu kemampuannya
untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus, adanya konsep pendekatan scientific masih belum dipahami, apalagi
tentang metode pembelajaran yang kurang aplikatif disampaikan.
Sekelumit pandangan di atas tentang kurikulum 2013 penulis
rasakan hampir menginjak pada semester ke dua ini khususnya pelajaran seni
budaya dimana ketersediaan buku paket penunjang proses berlangsungnya pembelajaran
juga memang belum ada, akhirnya kreativitas lah yang menjadi jawabannya, guru
di tuntut mampu mengatasi masalah ini dengan bijak, mampu membuat
terobosan-terobosan baru, mampu membuat bahan ajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan menciptakan proses pembelajaran
yang menyenangkan. Dengan berbekal motivasi yang tinggi penulis mencoba
mensiasati proses pembelajaran yang penuh keterbatasan serta kendala-kendala
yang sebagian telah diuraikan di atas, terutama pada pembelajaran praktek seni
rupa dengan mencoba membuat media pembelajaran yang sederhana namun dirasa
sangat tepat sasaran serta mampu menjawab tantangan guru ‘harus kreatif dan
inovatif’ hingga akan mendapatkan siswa yang juga kreatif sekaligus produktif.
Salah satu
Kompetensi Dasar yang harus diajarkan pada Pendidikan Seni Rupa untuk siswa
kelas X SMA pada Kurikulum 2013 semester 1 (satu) adalah:
3.1. Memahami
bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa.
3.2.
Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa.
4.2.
Membuat karya seni rupa dua dimensi berdasarkan melihat model.
Berdasarkan ketiga kompetensi dasar
di atas penulis mencoba menyusun proses pembelajaran dengan memberikan tugas
kepada siswa mampu membuat, mengenal sekaligus menerapkan bahan , media, teknik
dan nilai estetis konsep seni rupa, yang diaplikasikan pada tugas membuat karya
seni rupa dengan media kanvas dan cat poster. Penulis beranggapan bahwa
menerapkan tugas ini kepada siswa kelas X yang nota bene mereka masih
menyesuaikan masa transisisi dari tingkat SMP ke SMA tentu akan mengalami
hambatan, terutama pada proses transfer pemahaman mengenai materi tersebut. Ketika pembelajaran bahan, media dan teknik seni rupa
diberikan kepada siswa kelas X di SMA Negeri 4 Cimahi, sebagian besar siswa merasa
kesulitan. Hal itu ditunjukkan dari hasil tes awal yang diberikan kepada siswa
kelas X sekitar 45 persen tidak mampu memperoleh nilai 2.66 atau B- sebagai
batas ketuntasan. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil tes
awal bahan, media dan teknik seni rupa itu diketahui yang menyebabkan sebagian
siswa merasa kesulitan adalah proses pemahaman atau transformasi berfikir dan
mencerna materi pembelajaran masih mengalami kendala serta kurang termotivasi
dalam memahami kegiatan pembelajaran bahan, media dan teknik seni rupa.
Menghadapi
kesulitan siswa atau permasalahan seperti itu tentu bukan pekerjaan yang mudah
bagi seorang guru seni rupa untuk memilih strategi yang tepat dalam rangka
mengatasi permasalahan di atas. Kearifan, kecerdasan, dan kreativitas mutlak
diperlukan bagi seorang guru seni rupa untuk belajar dari pengalamannya
mengajar selama bertahun-tahun sehingga dapat menemukan atau menciptakan suatu
cara atau alat untuk membantu siswa dalam rangka memecahkan kesulitan yang
dihadapi.
Dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru tersebut, dan usaha
untuk mengembangkan sumber belajar berupa media pembelajaran buatan sendiri
sebagai alat sederhana dan murah, melalui percobaan-percobaan yang sederhana
berdasarkan proses pembelajaran memahami dan menerapkan media, bahan dan teknik
seni rupa di kelas, sampailah penulis
kepada keputusan untuk membuat media pembelajaran berupa langkah-langkah proses
berkarya seni rupa dua dimensi dengan media dan bahan dari kanvas dengan teknik
Nirmana Garis, yaitu beberapa langkah proses pembuatan karya Nirmana Garis
dengan bahan kanvas berukuran 40 X 30 cm dan cat poster warna primer maupun
sekunder dan efek garis dengan warna putih. Media pembelajaran ini dibuat
dengan harapan dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam mempelajari
materi bahan, media dan teknik seni rupa sebagai dasar pemahaman dan
penghayatan terhadap berbagai karya seni rupa.
B.
Tujuan
Tujuan penciptaan media pembelajaran berupa tahapan proses dan cara pembuatan Nirmana Garis ini adalah :
1. Memudahkan proses pembelajaran mengenai pemahaman terhadap proses dan cara pembuatan Nirmana Garis, konsep
dan langkah-langkah pembuatan Nirmana Garis sehingga dapat meningkatkan kemampuan
dan motivasi belajar siswa.
2. Menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa
melalui media pembelajaran yang sederhana.
C. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
diciptakannya media pembelajaran berupa tahapan
proses dan cara pembuatan Nirmana Garis adalah :
1. Bagi siswa bermanfaat untuk
menguasai ilmu dasar tentang bahan, media dan teknik seni rupa.
2. Bagi
guru bermanfaat untuk pengembangan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
proses pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa), khususnya untuk kompetensi dasar memahami,
menerapkan bahan, media dan teknik seni rupa.
BAB II
PROSES BERKARYA
1.
Fungsi
dan Prinsip Kerja Media Pembelajaran Langkah-langkah Pembuatan Karya Seni Rupa Nirmana
Garis
Urutan atau langkah-langkah dalam
pembuatan sebuah karya mutlak diperlukan dengan tujuan mempermudah pemahaman
dan proses pembuatan yang tepat sehingga mendorong seseorang mampu berkarya
lebih maksimal serta menciptakan karya lebih baik dari contoh yang dilihatnya.
Terlebih jika hal ini diterapkan di kelas akan sangat membantu guru serta siswa
dalam mentransfer ilmu, dan diharapkan mampu menjawab tujuan yang diharapkan
dari Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan pembelajaran scientific.
Penulis merasa sangat terbantu dengan
pembuatan Media Pembelajaran berupa langkah-langkah pembuatan sebuah karya seni
rupa ini, karena siswa merasa sangat mudah mencerna serta menerapkan proses
langkah-langkah pembuatan karya dengan cepat bahkan menggugah inspirasi dari
siswa untuk menciptakan karya itu dengan lebih baik dan penuh dengan tantangan.
Selain berinovasi siswa begitu bangga karena adanya kompetisi berkarya dengan
teman sekelasnya.
Tugas berkarya ini diberikan kepada
siswa kelas X baik itu siswa pada Peminatan Ilmu-ilmu Sosial (IIS) maupun siswa
pada Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA) pada semester satu, pada
pembahasan awal guru telah menjelaskan tentang teori : Memahami bahan, media
dan teknik dalam proses berkarya seni rupa, Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis
dalam konsep seni rupa. Setelah proses pembelajaran materi tersebut penulis
mencoba mengaplikasikan langkah pemebelajaran berikutnya yaitu berupa penugasan
berkarya pada siswa berupa pembuatan karya seni rupa dua dimensi, maka tercetus ide
untuk membuat karya lukis pada media kanvas dan cat poster dengan ukuran 40 X
30cm.
Media pembelajaran berupa
langkah-langkah pembuatan karya tersebut dibuat dalam 4 (empat) langkah utama
yaitu :
1.
Langkah 1 (satu) proses pemberian warna primer maupun
sekunder dengan arah pulasan warna
beraturan atau ekspresif. Warna dapat
dieksplorasi sebanyak mungkin dari
penggunaan warna gelap dan terang, atau gradasi dan seterusnya.
2.
Langkah 2 (dua) setelah proses pemberian warna pada
seluruh permukaan kanvas selesai selanjutnya siapkan solatip kertas untuk
menutup beberapa bagian permukaan kanvas yang telah diwarna dan disisakan
berupa efek garis beraturan atau kemungkinan efek garis tidak beraturan atau
acak sehingga hanya bagian efek garis itu saja yang yang dibiarkan terbuka.
3.
Langkah 3 (tiga) seluruh permukaan kanvas yang telah
diberi efek garis dengan melekatkan solatip kertas dan proses perekatan ini
benar-benar rapat dan tidak ada gelembung udara yang masuk ke area solatip
tersebut maka lanjutkan proses pengecatan dengan menggunakan cat warna putih yang
dipulaskan secara merata dan benar-benar telah menutup bagian-bagian efek garis
yang dibiarkan terbuka.
4.
Langkah 4 (empat) setelah proses sebelumnya selesai
dan cat warna putih sudah benar-benar kering, maka selanjutnya adalah giliran
membuka kembali rangkaian solatip yang disusun tadi lakukan dengan hati-hati
untuk menjaga agar kualitas cat yang berwana maupun yang putih tidak terkelupas
atau bocor, sehingga langkah akhir ini akan menghasilkan motif gambar yang
telah dirancang.
Pada umumnya setelah siswa menyelesaikan proses
berkarya ini mereka akan merasa bangga sekaligus puas karena tingkat kesulitan
yang mereka lalui seolah menjawab curahan ide dan imajinasi mereka melalui
hasil akhir yang sangat menakjubkan sekaligus mengandung nilai-nilai estetika
yang cukup tinggi. Tingkat keberhasilan siswa dalam membuat karya ini penulis
rasakan sebagai indikator bahwa media pembelajaran yang dibuat berupa Tahapan
Proses Berkarya Seni rupa Dua Dimensi berupa Nirmana Garis sangat tepat, dan
sesuai sasaran sehingga penulis merasa bahwa proses pembelajaran dianggap cukup
berhasil.
Penggunaan
media pembelajaran berupa tahapan pembuatan karya seni rupa dua dimensi ini
juga dirasa sangat menginspirasi guru seni budaya khususnya cabang seni rupa dalam
mewujudkan pembuatan media sejenis untuk karya seni rupa lainnya yang cukup
banyak dan sangat bervariasi sebagai alternative pilihan dalam pemberian tugas
karya kepada peserta didiknya. Namun tentu saja hal ini akan sangat membutuhkan
waktu yang cukup panjang, dari mulai
perencanaan, persiapan maupun pelaksanaannya sehingga akan mendapatkan
hasil yang maksimal.
Media
pembelajaran berupa
Tahapan Proses Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis ini, bagi siswa telah memberikan beberapa manfaat diantaranya adalah :
a.
Mengenal tahapan
proses berkarya yang benar dan terstuktur.
b.
Melatih kesabaran, ketelitian dan konsentrasi.
c.
Mengembangkan imajinasi dan ide berkarya yang mumpuni.
d.
Memotivasi siswa untuk belajar strategi
dan manajemen waktu dengan baik dan seksama, dalam
menyelesaikan sebuah proyek atau tugas.
e.
Melatih tanggung jawab dan disiplin.
2.
Alat dan
Bahan
1.
4 (empat) buah kanvas ukuran 60 X 180 cm
2.
Cat poster berbagai warna
3.
Kuas beberapa ukuran.
4.
Solatip kertas
3.
Desain
dan Cara Pembuatan
Dari ke empat buah kanvas yang
telah disiapkan maka ke empatnya mempunyai urutan atau tahapan dalam proses
pembuatannya, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1.
Proses pewarnaan dengan pulasan beraturan atau
ekspresif
2.
Menutup dengan solatip kertas untuk memberi ide garis
pada permukaan kanvas yang telah di warna
3.
Mentutp motif garis tersebut dengan cara diberi
pulasan warna putih
4.
Membuka solatip kertas dari permukaan kanvas untuk
mendapatkan efek garis yang tercipta.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya,
tulisan berupa paparan penciptaan media pembelajaran berupa Tahapan Proses
Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis, untuk menggali potensi kretaif
siswa dan pendekatan pembelajaran scientific pada pembahasan materi : bahan,
media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1.
Tahapan
Proses Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis adalah sebuah media pembelajaran buatan sendiri
sebagai sumber belajar yang dibuat secara berurut untuk menunjukkan proses berkarya
dengan menggunakan media dua dimensi berupa kanvas, Bertujuan membantu dan
memudahkan siswa dalam memahami konsep berkarya seni rupa dua dimensi dengan
berbagai teknik.
2.
Penggunaan media pembelajaran Tahapan Proses
Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis dalam pembelajaran tugas membuat karya seni rupa dua
dimensi ternyata terbukti sangat efektif untuk meningkatkan kualitas proses dan
hasil pencapaian batas penguasaan Kompetensi Dasar memahami bahan,
media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa di kelas X pada peminatan Ilmu-Ilmu Sosial dan peminatan
Matematika Ilmu Alam di SMA, berdasarkan Kurikulum 2013.
3.
Penggunaan media pembelajaran Tahapan Proses
Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis ternyata mampu meningkatkan motivasi dan semangat
siswa dalam prestasi belajar dan yang terpenting adalah terciptanya suasana
pembelajaran yang menyenangkan, dan penggunaan media pembelajaran ini mendapat
tanggapan atau respon yang positif dari siswa karena dianggap sangat menarik,
lebih mudah, dan lebih baik.
B. Saran
Saran yang ingin disampaikan melalui tulisan ini
adalah :
1.
Kepada Guru Seni Budaya khususnya bidang Seni Rupa di
SMA diharapkan dapat menerapkan penggunaan media pembelajaran yang inovatif dan
kreatif walaupun di dalam proses membutuhkan perencanaan dan pelaksnaan yang
cukup lama.
2.
Diharapkan para guru mau untuk membangun budaya tidak
puas menggunakan satu metode tertentu saja, sehingga disarankan mengambil dari
pengalamannya mengajar untuk menjadi kretaif guna menemukan dan menciptakan
model pembelajaran atau media pembelajaran baru sesuai dengan perkembangan jiwa
anak di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Damanik,
Caroline, Ini Kelemahan-kelemahan
Kurikulum 2013 News edukasi, Rabu, 19 Desember
2012 | 12:56 WIB. Kompas.com
Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2006. Panduan
Pembuatan Alat Peraga
Sederhana.
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Gustami, SP.
2003. Bunga Rampai Kajian Seni Rupa.
PT Unnes Press. Semarang
Nere, Gladys,
Kekurangan Dan Kelebihan Kurikulum 2013, http://gladysnereweb.blogspot.com/2013/05
/kelebihan-dan-kekuranga-kurikulum-2013.html
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, website resmi http://www.kemdiknas.go.id
/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013
Nursantara,
Yayat. 2004. Kesenian SMA untuk Kelas XI.
Erlangga. Jakarta
Raharjo, J.
Budi. (1991) Materi Pendidikan Seni Rupa.
Yrama Widya Dharma. Jakarta
Sachari, Agus.
2004. Seni Rupa dan Desain untuk SMA.
Erlangga. Jakarta
Sipahelut,
Atisah & Petrussumadi. (1991) Dasar-dasar
Desain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta
Widhi K ,
Nograhany
- 6 Perubahan pada Kurikulum 2013
Dibanding Kurikulum Lama, Minggu,
14/07/2013 16:20 WIB detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar