Jumat, 02 Januari 2015

KARYA TULIS PROSES PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN by NINA IRNAWATI



KARYA TULIS PROSES PEMBUATAN
MEDIA PEMBELAJARAN


TAHAPAN PROSES DAN CARA PEMBUATAN KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI

(Penunjang Proses Pembelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa Kelas X SMA)
 
Oleh :

Nina Irnawati, S.Pd

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SMA NEGERI 4 CIMAHI
2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kurikulum di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Pergantian Kurikulum tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah. Menurut beberapa pakar, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang cenderung berubah. Perkembangan kurikulum dianggap sebagai penentu masa depan anak bangsa. Oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.

Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk Pemerintah, maupun sekolah yang siap melaksanakannya. Artinya sampai Bulan Februari 2014, sudah 7 bulan kurikulum baru telah dilaksanakan. Meskipun masih prematur, namun ada beberapa hal yang dirasakan oleh penulis masih banyak kelemahan meskipun jika di telaah secara mendalam konsep pada kurikulum 2013 memang memiliki keunggulan diantaranya adalah siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah, guru dituntut mampu meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal lalu di dalam hal pengadaan buku, dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi, dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan pendekatan scientific secara benar.

Beberapa kelemahan dan sekaligus kendala yang dihadapi oleh guru dengan digulirkannya kebijakan penerapan kurikulum 2013 khususnya di tempat penulis mengajar sebagai sekolah Pilot Project di tingkat SMA di Kota Cimahi diantaranya adalah : Sebagian besar guru belum siap. Jangankan membuat kreatif siswa, terkadang gurunya pun kurang kreatif. Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif. Selain itu guru harus dipacu kemampuannya untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus, adanya konsep pendekatan scientific masih belum dipahami, apalagi tentang metode pembelajaran yang kurang aplikatif disampaikan.

Sekelumit pandangan di atas tentang kurikulum 2013 penulis rasakan hampir menginjak pada semester ke dua ini khususnya pelajaran seni budaya dimana ketersediaan buku paket penunjang proses berlangsungnya pembelajaran juga memang belum ada, akhirnya kreativitas lah yang menjadi jawabannya, guru di tuntut mampu mengatasi masalah ini dengan bijak, mampu membuat terobosan-terobosan baru, mampu membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan  dan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Dengan berbekal motivasi yang tinggi penulis mencoba mensiasati proses pembelajaran yang penuh keterbatasan serta kendala-kendala yang sebagian telah diuraikan di atas, terutama pada pembelajaran praktek seni rupa dengan mencoba membuat media pembelajaran yang sederhana namun dirasa sangat tepat sasaran serta mampu menjawab tantangan guru ‘harus kreatif dan inovatif’ hingga akan mendapatkan siswa yang juga kreatif sekaligus produktif.

Salah satu Kompetensi Dasar yang harus diajarkan pada Pendidikan Seni Rupa untuk siswa kelas X SMA pada Kurikulum 2013 semester 1 (satu) adalah:
3.1. Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa.
3.2. Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa.
4.2. Membuat karya seni rupa dua dimensi berdasarkan melihat model.
Berdasarkan ketiga kompetensi dasar di atas penulis mencoba menyusun proses pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa mampu membuat, mengenal sekaligus menerapkan bahan , media, teknik dan nilai estetis konsep seni rupa, yang diaplikasikan pada tugas membuat karya seni rupa dengan media kanvas dan cat poster. Penulis beranggapan bahwa menerapkan tugas ini kepada siswa kelas X yang nota bene mereka masih menyesuaikan masa transisisi dari tingkat SMP ke SMA tentu akan mengalami hambatan, terutama pada proses transfer pemahaman mengenai materi tersebut.          Ketika  pembelajaran bahan, media dan teknik seni rupa diberikan kepada siswa kelas X di SMA Negeri 4 Cimahi, sebagian besar siswa merasa kesulitan. Hal itu ditunjukkan dari hasil tes awal yang diberikan kepada siswa kelas X sekitar 45 persen tidak mampu memperoleh nilai 2.66 atau B- sebagai batas ketuntasan. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil tes awal bahan, media dan teknik seni rupa itu diketahui yang menyebabkan sebagian siswa merasa kesulitan adalah proses pemahaman atau transformasi berfikir dan mencerna materi pembelajaran masih mengalami kendala serta kurang termotivasi dalam memahami kegiatan pembelajaran bahan, media dan teknik seni rupa.

Menghadapi kesulitan siswa atau permasalahan seperti itu tentu bukan pekerjaan yang mudah bagi seorang guru seni rupa untuk memilih strategi yang tepat dalam rangka mengatasi permasalahan di atas. Kearifan, kecerdasan, dan kreativitas mutlak diperlukan bagi seorang guru seni rupa untuk belajar dari pengalamannya mengajar selama bertahun-tahun sehingga dapat menemukan atau menciptakan suatu cara atau alat untuk membantu siswa dalam rangka memecahkan kesulitan yang dihadapi.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru tersebut, dan usaha untuk mengembangkan sumber belajar berupa media pembelajaran buatan sendiri sebagai alat sederhana dan murah, melalui percobaan-percobaan yang sederhana berdasarkan proses pembelajaran memahami dan menerapkan media, bahan dan teknik seni rupa  di kelas, sampailah penulis kepada keputusan untuk membuat media pembelajaran berupa langkah-langkah proses berkarya seni rupa dua dimensi dengan media dan bahan dari kanvas dengan teknik Nirmana Garis, yaitu beberapa langkah proses pembuatan karya Nirmana Garis dengan bahan kanvas berukuran 40 X 30 cm dan cat poster warna primer maupun sekunder dan efek garis dengan warna putih. Media pembelajaran ini dibuat dengan harapan dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam mempelajari materi bahan, media dan teknik seni rupa sebagai dasar pemahaman dan penghayatan terhadap berbagai karya seni rupa.

B.     Tujuan
Tujuan  penciptaan media pembelajaran berupa tahapan proses dan cara pembuatan Nirmana Garis ini adalah :
1.    Memudahkan proses pembelajaran mengenai pemahaman terhadap proses dan cara pembuatan Nirmana Garis, konsep dan langkah-langkah pembuatan Nirmana Garis sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi belajar siswa.
2.   Menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa melalui media pembelajaran yang sederhana. 

C.    Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari diciptakannya media pembelajaran berupa tahapan proses dan cara pembuatan Nirmana Garis adalah :
1.       Bagi siswa bermanfaat untuk menguasai ilmu dasar tentang bahan, media dan teknik seni rupa.
2.  Bagi guru bermanfaat untuk pengembangan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa), khususnya untuk kompetensi dasar memahami, menerapkan bahan, media dan teknik seni rupa.  



BAB II
PROSES BERKARYA

1.        Fungsi dan Prinsip Kerja Media Pembelajaran Langkah-langkah Pembuatan Karya Seni Rupa Nirmana Garis
Urutan atau langkah-langkah dalam pembuatan sebuah karya mutlak diperlukan dengan tujuan mempermudah pemahaman dan proses pembuatan yang tepat sehingga mendorong seseorang mampu berkarya lebih maksimal serta menciptakan karya lebih baik dari contoh yang dilihatnya. Terlebih jika hal ini diterapkan di kelas akan sangat membantu guru serta siswa dalam mentransfer ilmu, dan diharapkan mampu menjawab tujuan yang diharapkan dari Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan pembelajaran scientific.

Penulis merasa sangat terbantu dengan pembuatan Media Pembelajaran berupa langkah-langkah pembuatan sebuah karya seni rupa ini, karena siswa merasa sangat mudah mencerna serta menerapkan proses langkah-langkah pembuatan karya dengan cepat bahkan menggugah inspirasi dari siswa untuk menciptakan karya itu dengan lebih baik dan penuh dengan tantangan. Selain berinovasi siswa begitu bangga karena adanya kompetisi berkarya dengan teman sekelasnya.

Tugas berkarya ini diberikan kepada siswa kelas X baik itu siswa pada Peminatan Ilmu-ilmu Sosial (IIS) maupun siswa pada Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA) pada semester satu, pada pembahasan awal guru telah menjelaskan tentang teori : Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa,  Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa. Setelah proses pembelajaran materi tersebut penulis mencoba mengaplikasikan langkah pemebelajaran berikutnya yaitu berupa penugasan berkarya pada siswa berupa pembuatan  karya seni rupa dua dimensi, maka tercetus ide untuk membuat karya lukis pada media kanvas dan cat poster dengan ukuran 40 X 30cm.

Media pembelajaran berupa langkah-langkah pembuatan karya tersebut dibuat dalam 4 (empat) langkah utama yaitu :
1.      Langkah 1 (satu) proses pemberian warna primer maupun sekunder dengan arah pulasan warna  
beraturan atau ekspresif. Warna dapat dieksplorasi sebanyak  mungkin dari penggunaan warna gelap dan terang, atau gradasi dan seterusnya.
2.      Langkah 2 (dua) setelah proses pemberian warna pada seluruh permukaan kanvas selesai selanjutnya siapkan solatip kertas untuk menutup beberapa bagian permukaan kanvas yang telah diwarna dan disisakan berupa efek garis beraturan atau kemungkinan efek garis tidak beraturan atau acak sehingga hanya bagian efek garis itu saja yang yang dibiarkan terbuka.
3.      Langkah 3 (tiga) seluruh permukaan kanvas yang telah diberi efek garis dengan melekatkan solatip kertas dan proses perekatan ini benar-benar rapat dan tidak ada gelembung udara yang masuk ke area solatip tersebut maka lanjutkan proses pengecatan dengan menggunakan cat warna putih yang dipulaskan secara merata dan benar-benar telah menutup bagian-bagian efek garis yang dibiarkan terbuka.
4.      Langkah 4 (empat) setelah proses sebelumnya selesai dan cat warna putih sudah benar-benar kering, maka selanjutnya adalah giliran membuka kembali rangkaian solatip yang disusun tadi lakukan dengan hati-hati untuk menjaga agar kualitas cat yang berwana maupun yang putih tidak terkelupas atau bocor, sehingga langkah akhir ini akan menghasilkan motif gambar yang telah dirancang. 
Pada umumnya setelah siswa menyelesaikan proses berkarya ini mereka akan merasa bangga sekaligus puas karena tingkat kesulitan yang mereka lalui seolah menjawab curahan ide dan imajinasi mereka melalui hasil akhir yang sangat menakjubkan sekaligus mengandung nilai-nilai estetika yang cukup tinggi. Tingkat keberhasilan siswa dalam membuat karya ini penulis rasakan sebagai indikator bahwa media pembelajaran yang dibuat berupa Tahapan Proses Berkarya Seni rupa Dua Dimensi berupa Nirmana Garis sangat tepat, dan sesuai sasaran sehingga penulis merasa bahwa proses pembelajaran dianggap cukup berhasil.
Penggunaan media pembelajaran berupa tahapan pembuatan karya seni rupa dua dimensi ini juga dirasa sangat menginspirasi guru seni budaya khususnya cabang seni rupa dalam mewujudkan pembuatan media sejenis untuk karya seni rupa lainnya yang cukup banyak dan sangat bervariasi sebagai alternative pilihan dalam pemberian tugas karya kepada peserta didiknya. Namun tentu saja hal ini akan sangat membutuhkan waktu yang cukup panjang, dari mulai  perencanaan, persiapan maupun pelaksanaannya sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal.  
 Media  pembelajaran berupa Tahapan Proses Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis ini, bagi siswa telah memberikan beberapa  manfaat diantaranya adalah :
a.       Mengenal tahapan proses berkarya yang benar dan terstuktur.
b.      Melatih kesabaran, ketelitian dan konsentrasi.
c.       Mengembangkan imajinasi dan ide berkarya yang mumpuni.
d.      Memotivasi siswa untuk belajar strategi dan manajemen waktu dengan baik dan seksama, dalam menyelesaikan sebuah proyek atau tugas.
e.       Melatih tanggung jawab dan disiplin.

2.        Alat dan Bahan
1.      4 (empat) buah kanvas ukuran 60 X 180 cm
2.      Cat poster berbagai warna
3.      Kuas beberapa ukuran.
4.      Solatip kertas

3.      Desain dan Cara Pembuatan
Dari ke empat buah kanvas yang telah disiapkan maka ke empatnya mempunyai urutan atau tahapan dalam proses pembuatannya, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1.      Proses pewarnaan dengan pulasan beraturan atau ekspresif
2.      Menutup dengan solatip kertas untuk memberi ide garis pada permukaan kanvas yang telah di warna
3.      Mentutp motif garis tersebut dengan cara diberi pulasan warna putih
4.      Membuka solatip kertas dari permukaan kanvas untuk mendapatkan efek garis yang tercipta.
             













BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, tulisan berupa paparan penciptaan media pembelajaran berupa Tahapan Proses Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis, untuk menggali potensi kretaif siswa dan pendekatan pembelajaran scientific pada pembahasan materi : bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.       Tahapan Proses Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis adalah sebuah media pembelajaran buatan sendiri sebagai sumber belajar yang dibuat secara berurut untuk menunjukkan proses berkarya dengan menggunakan media dua dimensi berupa kanvas, Bertujuan membantu dan memudahkan siswa dalam memahami konsep berkarya seni rupa dua dimensi dengan berbagai teknik.
2.      Penggunaan media pembelajaran Tahapan Proses Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis dalam pembelajaran tugas membuat karya seni rupa dua dimensi ternyata terbukti sangat efektif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pencapaian batas penguasaan Kompetensi Dasar memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa di kelas X pada peminatan Ilmu-Ilmu Sosial dan peminatan Matematika Ilmu Alam di SMA, berdasarkan Kurikulum 2013.
3.      Penggunaan media pembelajaran Tahapan Proses Berkarya Seni rupa Dua Dimensi Nirmana Garis ternyata mampu meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam prestasi belajar dan yang terpenting adalah terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, dan penggunaan media pembelajaran ini mendapat tanggapan atau respon yang positif dari siswa karena dianggap sangat menarik, lebih mudah, dan lebih baik.
B.     Saran
Saran yang ingin disampaikan melalui tulisan ini adalah :
1.      Kepada Guru Seni Budaya khususnya bidang Seni Rupa di SMA diharapkan dapat menerapkan penggunaan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif walaupun di dalam proses membutuhkan perencanaan dan pelaksnaan yang cukup lama.
2.      Diharapkan para guru mau untuk membangun budaya tidak puas menggunakan satu metode tertentu saja, sehingga disarankan mengambil dari pengalamannya mengajar untuk menjadi kretaif guna menemukan dan menciptakan model pembelajaran atau media pembelajaran baru sesuai dengan perkembangan jiwa anak di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Damanik, Caroline, Ini Kelemahan-kelemahan Kurikulum 2013 News edukasi, Rabu, 19 Desember   
               2012 | 12:56 WIB. Kompas.com
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2006. Panduan Pembuatan Alat Peraga Sederhana. 
               Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Gustami, SP. 2003. Bunga Rampai Kajian Seni Rupa. PT Unnes Press. Semarang
Nere, Gladys, Kekurangan Dan Kelebihan Kurikulum 2013, http://gladysnereweb.blogspot.com/2013/05

               /kelebihan-dan-kekuranga-kurikulum-2013.html
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, website resmi http://www.kemdiknas.go.id
               /kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013

Nursantara, Yayat. 2004. Kesenian SMA untuk Kelas XI. Erlangga. Jakarta
Raharjo, J. Budi. (1991) Materi Pendidikan Seni Rupa. Yrama Widya Dharma. Jakarta
Sachari, Agus. 2004. Seni Rupa dan Desain untuk SMA. Erlangga. Jakarta
Sipahelut, Atisah & Petrussumadi. (1991) Dasar-dasar Desain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
                 Jakarta
Widhi K , Nograhany - 6 Perubahan pada Kurikulum 2013 Dibanding Kurikulum Lama, Minggu, 
               14/07/2013 16:20 WIB detikNews

 

Tidak ada komentar:

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development Abstract M...