Sabtu, 20 Desember 2014

"SENI RUPA MENARI" - MetamorfosART 22 IBU

                                              "SENI RUPA MENARI"




Ketika kecil, menari adalah upaya untuk menjajal kemampuan tubuh bergerak ke segala arah, dan meniru  berbagai  teknik tari dari orang yang dikagumi, atau bergelut dengan tarian yang sedang dipelajari. Lalu ketika mentas ternyata asyik juga,  karena ada pola lantai yang menyuruh penari mengatur diri dan bekerjasama dengan penari lain ketika bergerak di tempat atau berpindah sambil terus menari. Lalu selain merubah posisi, jarak dan arah, senang juga  ada pengaturan penari yang duduk dan berdiri. Selain itu, ada pula bagian dari kostum yang dapat ditarikan, selendang yang dikibas ke mana-mana, dan selendang panjang yang bisa ditendang-dilempar ke atas dan  ke berbagai arah, Asyiiiik!

Menari di panggung itu seperti bermain saja, panggung berlantai kayu yang luas dan bersih, lampu warna-warni  menyinari kita dari segala arah, wah pasti membuat kita tampak keren dalam kostum indah dan make-up yang poleskan rapi. Jangan lupa, ada lagi pengiring tari yang meluluhkan jiwa. Bunyi gamelan yang tipis tebal, yang mengalun dan menghentak, suara piano, biola atau musik yang membuat kita merasa menjadi putri lemah gemulai, raja yang angkara murka, atau kupu/merak/kijang yang lucu dan indah.

Ketika menjadi remaja yang mendapat tugas menggambar daun, tanaman, binatang, orang dan juga sketsa kota sebagai mahasiswa seni rupa di Technische Hogeschool (namanya dulu) di Jalan Ganesha, paling senang kalau saya mendapat tugas yang menggunakan cat warna. Rupanya warna-warna kalau dicampur itu bisa berubah-ubah, tergantung sedikit-banyaknya porsi warna. Lalu ada tugas untuk mengatur ruang beserta seluruh unsur di dalamnya di suatu apartemen, lalu rumah, lalu restoran, lalu hotel, dll. Nah, itulah namanya mendesain dan membuat komposisi dari berbagai elemen bahan, ruang, bidang, garis, karakter, harmoni, aksen, dll. untuk membuat suatu rancangan karya seni rupa yang disebut interior desain. (Asyiik juga nih, bikin ini itu, mana kemudian dapet duit 500 dolar, karena memenangkan sebagai karya terbaik mahasiswa.)

Kembali ke tarian, baik ketika menyusun suatu koreografi tari baru, atau membuat kostumnya. Tak ada ide yang buntu. Semua mengalir saja, secara otomatis pertimbangan desain yang digembleng di ruang kuliah, di studio interior tempat bekerja, membuat ide dan konsep secara alami muncul begitu ada tema. Menari adalah membuat desain tiga dimensi di udara, di suatu ruang panggung dengan menggunakan ruang tubuh manusia. Seluruh tubuh dapat diolah untuk mengungkapkan berbagai ragam tari dengan ekspresi, karakter dan gaya yang berbeda. Membajui tari dengan kostum pun tak luput dari pertimbangan kaidah senirupa dalam desain. Bila tarian  berwatak gagah/lembut/riang/ megah, maka warna, bahan, desain dan properti tarinya pun harus mendukung tarian tersebut. Selain itu harus difikirkan pula, bagaimana kostum sebaiknya dibuat dan dipakai agar dapat membantu penari mengungkapkan isi dan esensi dari tari yang disajikannya, bukan menghalangi gerakannya.

Pada intinya, seni tari dan seni rupa adalah sama dalam mewujudkan karyanya. Mulai dari penentuan konsep desain, pemilihan material, proses pembuatannya hingga menjadi  ‘barang jadinya’. Proses seni tari dan seni rupa adalah mengolah ruang dengan berbagai elemennya masing-masing. Yang berbeda adalah material yang diolahnya dan penyajian akhirnya. Karya seni rupa dapat dilihat berulang-ulang dan disimpan tanpa berubah, sedangkan karya tari akan lenyap dari pandangan begitu waktu yang dibutuhkan untuk penampilannya sudah terlewati. SELAMAT MENGAPRESIASI KARYA 22 IBU. SELAMAT BERPAMERAN 22 IBU. SUKSES.


Irawati Durban Ardjo-Tokoh dalam Penari Sunda
Desember 2014.
 

Tidak ada komentar:

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development

Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development Abstract M...