Cuaca tampaknya kurang mendukung akibat hujan deras dan cuaca mendung, membuat peserta workshop tidak banyak. Tetapi antusias mereka luar biasa.
Acara dibuka oleh Elida Maria Matsumoto dan dilanjutkan oleh presentasi tim pendidik. Contoh karya juga diperlihatkan oleh tim.
Selanjutnya.acara workshop didampingi oleh delegasi dari Indonesia. Antusianya mereka hingga kami tidak diperkenankan untuk memberikan contoh di atas kain mereka. Sehingga workshop yg tadinya selesai pukul 15.00 menjadi pukul 16.00.
Beruntung Tiempo Gallery terletak di tengah kota sehingga usai dari memberikan workshop kami masih dapat mengikuti acara Asia Art Fair-Fukuoka 2018.
Lokasinya tidak jauh dari tempat kami dan ditempuh dengan jalan kaki.
Sangat menarik mengamati perkembangan seniman muda milenial Japan. Karyanya unik, imut, dan di display dengan memanfaatkan kamar kamar hotel dan toilet. Branding artworks mereka dikemas sangat baik.
Usai dari lokasi ini tim kami lintas negara berkunjung ke Art Museum Fukuoka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development
Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development Abstract M...
-
Batik di tengah gempuran kemajuan teknologi tetap memperlihatkan eksistensinya. Pengakuan UNESCO terhadap eksistensi batik, semakin ban...
-
Dinding kota banyak yang dibuat menjadi bergambar diistilahkan oleh anak milenial ngamural. Mural kini menjadi penanda kota ataupun sebuah w...
-
Serombongan anak anak sekolah dari SMP Negeri 4 dipandu oleh Guru Seni Budaya-Ibu Sri Sulastri- tampak memenuhi ruang Galeri Sejarah dan Keb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar