Pertemuan reguler 22 Ibu, diselenggarakan di rumah Ibu Wiwin, lokasinya jauh dari keramaian, cukup jauh ditempuh dari pusat kota. Ternyata tak menghentikan maksud baik 22 Ibu untuk bersilahturahmi. Dalam pertemuan ini diberikan materi workshop berupa membuat keramik dengan teknik pilin, yang pematerinya adalah Ibu Ayu.
Setelah kegiatan workshop, 22 Ibu mereview apa yang sudah dilaksanakan selama ini. Salah satu yang diusulkan adalah punya AD ART. Hal ini disetujui dan akan dibuat oleh tim. (AP)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development
Art illuminations in 18th – 19th centuries manuscripts from Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as a creative industry development Abstract M...
-
Batik di tengah gempuran kemajuan teknologi tetap memperlihatkan eksistensinya. Pengakuan UNESCO terhadap eksistensi batik, semakin ban...
-
Dinding kota banyak yang dibuat menjadi bergambar diistilahkan oleh anak milenial ngamural. Mural kini menjadi penanda kota ataupun sebuah w...
-
Serombongan anak anak sekolah dari SMP Negeri 4 dipandu oleh Guru Seni Budaya-Ibu Sri Sulastri- tampak memenuhi ruang Galeri Sejarah dan Keb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar